WHO: Mentimun Maut Dipicu Varian Baru Bakteri
Jumat, 03 Juni 2011 – 11:54 WIB
Setelah menemukan jenis bakteri yang membuat panik dan waswas sembilan negara Eropa itu, WHO berusaha mencari tahu penyebab lahirnya jenis E. coli baru tersebut. Menurut Kruse, bakteri sangat jarang mengalami mutasi terus menerus. "Tidak biasanya bakteri semacam E. coli berevolusi dan bertukar gen terus menerus," ungkapnya.
Baca Juga:
Kendati demikian, keanehan semacam itu kadang terjadi. "Dunia bakteri memang sangat dinamis. Setiap saat bisa terjadi perubahan. Dan, bakteri pada manusia serta hewan memang seringkali bertukar gen," ucap dokter perempuan tersebut. Fenomena itulah yang membuat manusia sering terinfeksi virus yang semula hanya menyerang binatang. Contohnya, wabah virus Ebola beberapa waktu lalu.
Dia mengimbau para pakar untuk meneliti kesehatan hewan ternak di Eropa. Sebab, belum tentu wabah E. coli berasal dari mentimun atau selada dan tomat. "Kita patut mencurigai faktor binatang. Bisa jadi E. coli itu berasal dari pupuk kandang yang digunakan sebagai rabuk tanaman," jelasnya.
Untuk mencegah meluasnya wabah E. coli yang semula menjangkiti warga di utara Jerman itu, negara-negara Eropa mengimbau agar warganya menghindari makanan mentah. Terutama mentimun, tomat, dan selada. Pemerintah Rusia pun kemarin menghentikan seluruh impor sayuran dari Uni Eropa (UE). Jika terpaksa harus mengonsumsi sayuran atau buah mentah, warga diminta mencuci dengan seksama. Bila perlu, buah dan sayuran mentah dikupas lebih dulu sebelum disantap.
LONDON - Teka-teki soal kasus mentimun maut yang sejauh ini telah merenggut 18 nyawa di Eropa akhirnya terkuak.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara