WNI Ini Sebut Banyak Ranjau Targetkan Warga Sipil di Kyiv

WNI Ini Sebut Banyak Ranjau Targetkan Warga Sipil di Kyiv
Ilustrasi - Pemandangan menunjukkan daerah perumahan yang rusak akibat penembakan saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di kota Irpin, di wilayah Kyiv, Ukraina, Selasa (29/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Serhii Mykhalchuk/foc/sad.

jpnn.com, JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) Pepi Aprianti mengaku menyaksikan tindakan tentara Rusia yang berupaya menyerang warga sipil di Ukraina.

Dia melihat para tentara Rusia menanam ranjau darat di daerah perkotaan yang dihuni warga sipil.

Pepi sempat tinggal di Kyiv, bersama suaminya, tetapi invasi Rusia di Ukraina membuatnya harus pergi ke Vinnytsia.

Saat ini, pasukan Rusia ditarik dari Kyiv. Meski begitu, Pepi mengaku belum bisa kembali.

"Kami harus menunggu sampai tentara Ukraina membersihkan ranjau darat yang ditanam Rusia," kata Pepi, dalam acara Kopi Timur yang digelar Rakyat Merdeka Online (RMOL), baru-baru ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin memang enggan menyetujui konvensi pelarangan penggunaan ranjau anti personel (Konvensi Ottawa) yang disepakati ratusan negara di Oslo, Norwegia pada 18 September 1997.

Rusia beralasan kurang memiliki alternatif senjata selain senjata ranjau antipersonel.

Mereka juga mengaku mengalami kesulitan finansial dalam menghancurkan persediaan ranjau.

WNI ini mengaku melihat tentara Rusia menanam ranjau darat di daerah perkotaan yang dihuni warga sipil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News