Wow! Alat Deteksi Kanker Serviks Temuan Pakar DNA LIPI

Wow! Alat Deteksi Kanker Serviks Temuan Pakar DNA LIPI
Sukma Nuswantara memperlihatkan alat deteksi kanker serviks temuannya di kompleks kantor LIPI di Cibinong, Bogor, Senin pekan lalu (27/6). Foto: Hilmi Setiawan/JAWA POS

Sukma menjelaskan, deteksi kanker serviks yang populer selama ini adalah pap smear. Teknologi atau metode pap smear adalah riset karya Papanicolau pada 1940. Meskipun hasil teknologi yang relatif lama, pap smear sampai saat ini masih populer dan diklaim yang terbaik.

Namun, menurut suami Windy Juniarti itu, ada sejumlah kelemahan dalam pendeteksian kanker serviks melalui pap smear tersebut. 

Di antaranya, pada umumnya kasus kanker serviks yang terdeteksi melalui pap smear itu sudah fase lanjut. Yakni, sel sudah berubah menjadi sel prakanker.

Kelemahan berikutnya dari pap smear adalah unsur subjektivitas dokternya. Metode pap smear sangat bergantung pada jam terbang dokter yang memeriksa melalui mikroskop. Hasil pengamatan oleh dokter-dokter dengan jam terbang rendah berpotensi beda dengan dokter yang sudah kawakan. 

”Masalah lain dari pap smear itu adalah si perempuannya merasa risi atau tidak nyaman saat proses pengambilan sel,” ungkapnya. 

Meskipun dilakukan dokter perempuan, proses pap smear dengan memasukkan vaginal swab kerap membuat orang tidak nyaman.

Berdasar sejumlah kekurangan pap smear tadi, ayah Kristo dan Tiara tersebut mencoba mencari solusi deteksi kanker serviks yang lebih modern. Akhirnya dia menemukan teknologi deteksi dini kanker serviks berbasis molekuler atau DNA.

Sukma menceritakan, kanker serviks dipicu virus yang bernama human papillomavirus (HPV). Saat ini terdapat lebih dari 250 tipe HPV. Tidak semua tipe HPV itu berkategori ganas sehingga memicu kanker serviks. 

SALAH satu penyakit yang ditakuti kaum hawa adalah kanker serviks atau leher rahim. Ahli deoxyribonucleic acid (DNA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News