Wow, Sianida Ternyata Populer di Kalangan Nelayan

jpnn.com - JAKARTA – Tak hanya berbahaya bagi manusia, penggunaan sianida juga merusak lingkungan. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengatakan, menangkap ikan dengan menggunakan sianida termasuk dalam illegal destructive fishing atau penangkapan ikan yang merusak lingkungan.
Selama ini sambung Susi, banyak nelayan yang memakai racun potasium sianida untuk meracuni ikan, bahkan dosisnya tak kira-kira. Padahal, racun sianida sangat berbahaya untuk perairan Indonesia, terutama kelestarian terumbu karang.
"Satu gram sianida (bisa) mematikan ikan dalam 6 meter persegi. Nelayan kalau mau mematikan ikan, mereka membawa 10 liter. Kebayang tidak? Jadi itu sangat luar bisa kerusakan yang disebabkan (sianida)," ungkap Susi di Jakarta, Senin (15/2).
Menurut wanita asal Pengandaran itu, nelayan tersebut mendapatkan asupan racun ikan atau siandia dari Malaysia. Ada juga potasioum sianida yang masuk melalui kapal-kapal ikan dari Hong Kong.
Ibu tiga anak ini mencontohkan, ikan napoleon, kerapu, ikan sunu dan ikan hias, yang banyak ditangkap menggunakan potasium sianida.
“Banyak potasium dibawa dari Malaysia, penyelundupan dari Malaysia atau dibawa kapal–kapal ikan Hongkong yang mau jemput ikan hidup di keramba masyarakat. Racun ini sering digunakan oleh nelayan–nelayan di pulau kecil," tandas Susi. (chi/jpnn)
JAKARTA – Tak hanya berbahaya bagi manusia, penggunaan sianida juga merusak lingkungan. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia
- Ingin Kunjungi Arab Saudi, Prabowo Berencana Bangun Perkampungan Haji Indonesia
- Wamen LH Puji Aksi Nyata Agung Sedayu & WBI Lestarikan Lingkungan Pesisir
- Ada Jenis Honorer Database BKN Tidak Bisa jadi PPPK Paruh Waktu