Yakin Masih Ada Tsunami saat Malam, Pilih Tidur di Hutan
Selasa, 02 November 2010 – 07:07 WIB
Minimnya sarana alat angkut laut guna mendistribusikan bantuan dan relawan dari Kecamatan Sikakap ke lokasi-lokasi bencana juga menjadi kendala utama. Sebab, semua lokasi bencana harus ditempuh melalui jalur laut.
Di sisi lain, warga menolak untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. Tidak ada alasan jelas mengapa mereka tidak mau direlokasi. Namun, menurut Zaskina, mereka berencana membangun kembali kehidupan lamanya di atas reruntuhan rumah mereka. Walaupun, untuk bisa melakukan itu, butuh waktu yang cukup lama.
"Sekarang masih takut. Tapi, nanti pasti tidak lagi. Sebab, di sini saudara-saudara kami dikubur dan di sini pula kami akan dikubur," ungkapnya sambil terisak. (c5/kum)
Gempa 7,2 skala Richter (SR) yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin lalu (25/10), merupakan bencana dengan penanganan tersulit
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor