Yuk Berjuang Bersama untuk Kelestarian Burung Air Indonesia

Yuk Berjuang Bersama untuk Kelestarian Burung Air Indonesia
Bedah buku “Konservasi Burung Air, Perjuangan Melawan Kepunahan”. Foto: Humas KLHK

Di dalamnya antara lain mengungkapkan biologi dan ekologi burung air, kelestarian lahan basah dan habitat burung air, migrasi burung air, serta aspek-aspek konservasi bagi upaya pelestarian burung air.

Kepada pembacanya, buku ini juga membawa pesan bahwa restorasi ekosistem lahan basah sebagai habitat burung air, termasuk lahan gambut, sangat diperlukan. 

"Saya mendapatkan pendalaman tersendiri tentang pentingnya konservasi burung air. Buku ini menambah semangat baru pejuang konservasi untuk memperkuat upaya bersama kedepan,” ungkapnya.

Agustinus Gusti Nugroho, yang akrab disapa Nugie, juga turut membagikan pengalamannya dalam kegiatan konservasi lingkungan pada acara ini.

Pelantun lagu Burung Gereja itu mengatakan, dengan lagu yang dia ciptakan itu, menjadi lagu yang paling dikenal di belantika musik.

"Jadi saya mempunyai pengalaman spiritual yang dekat dengan spesies burung ini. "Burung Garuda", "Burung Camar", dan lagu ciptaan saya "Burung Gereja", moga-moga nanti ada lagu "Burung Air", yang dijadikan salah satu ornamen dunia musik yang mengangkat tema burung di Indonesia," katanya.

Selain Nugie, narasumber pada bedah buku ini berasal dari kalangan akademisi yaitu Prof. Azyumardi Azra, Prof. Ani Mardiastuti, Prof. Rudy C. Tarumingkeng, dan Head of Programme Wetlands International Indonesia Yus Rusila Noor.

Bedah buku “Konservasi Burung Air, Perjuangan Melawan Kepunahan” ini, dihadiri peserta yang berasal dari berbagai instansi pemerintah, lembaga perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga-lembaga konservasi, swasta, serta masyarakat yang memiliki perhatian terhadap upaya konservasi keanekaragaman hayati.

Upaya untuk menjaga kelestarian burung air perlu dukungan dan keterlibatan berbagai pihak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News