Zaytun Jas

Oleh: Dahlan Iskan

Zaytun Jas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saat saya mulai duduk di meja makan lagunya Caping Gunung. Sindennya juga para guru Al Zaytun: tiga perempuan, satu laki-laki.

Di sebelah gamelan ada dua grup musik. Satu grup untuk musik pop. Satunya lagi musik untuk lagu keroncong. Syekh Panji Gumilang senang keroncong. Suaranya merdu.

Syekh Panji bahkan menciptakan banyak lagu keroncong. Yang dinyanyikan oleh 'ratu' keroncong, Sundari Sukoco. Salah satu lagu ciptaannya: Samudera Biru. Yang kemudian dijadikan nama PT untuk perusahaan perkapalan Al Zaytun di pantai utara Indramayu.

Saya tidak sempat menikmati sajian keroncong itu. Saya buru-buru harus ke salah satu desa di pedalaman Magetan. Desa Soco. Di selatan lapangan terbang Iswahyudi Maospati.

Di desa itulah kiai dan ustaz pesantren keluarga kami dimasukkan sumur hidup-hidup. Pelakunya: PKI. Di tahun 1948 - -peristiwa Madiun Affair.

Saya bergegas masuk mobil. Sampai lupa mengembalikan jas. (*)


Berita Selanjutnya:
Zaytun Salmon

Saya lihat presiden santri Al Zaytun ikut senam. Wanita. Cantik dengan 4i. Asal Sukadana, Lampung. Namanyi: Shabrina Tifa Azzahra binti Yuni Faizal.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News