Pengamat sebut Reshuffle Hanya Kompromi Politik
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar menilai keputusan Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet (reshuffle) tidak lebih dari sekadar kompromi politik.
"Saya mengatakan ini sebagai kompromi politik karena secara jelas menggambarkan kedekatan mereka pada elit partai atau tokoh. Seperti Darmin Nasution, kita tahu dia dekat dengan Megawati. Ada pula Pramono Anung," kata Idil saat dihubungi Rabu (12/8).
Lalu ada Rizal Ramli dan Sofyan Jalil yang dikenal cukup dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Sementara Luhut Panjaitan menurutnya lebih pada akomodasi jasa politik turut membantu kemenangan Jokowi di pilpres 2014.
Dia juga tidak begitu yakin menteri baru mampu mengatasi persoalan. Khususnya yang menjadi sorotan adalah masalah perekonomian, terutama anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan harga daging yang meroket.
Persoalan tersebut menurutnya akan menjadi ancaman ke depan jika menteri yang dipilih menggantikan juga tak mampu mengatasi permasalahan.
"Kita akan lihat bagaimana respon pasar terhadap reshuffle ini sebab jika tak juga mampu mengatasi masalah yang terjadi saat ini maka saya kira gejolak politik tetap akan terus terjadi," tambahnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar menilai keputusan Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet (reshuffle)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan
- Polda Jabar Tangkap 4 Orang Perusuh Saat Peringatan May Day di Bandung
- Kemenag: 29.288 Jemaah Calon Haji Indonesia Tiba di Madinah
- KPK Periksa Direktur PT Visiland Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan di PT INTI
- Srikandi BUMN Ajak Seluruh Perempuan di Indonesia Berani Tampil & Jadi Agen Perubahan