Benarkah Sayuran Pahit Ampuh Usir Kanker?

Benarkah Sayuran Pahit Ampuh Usir Kanker?
Sayuran pare. Foto: Boldsky

jpnn.com - Soal sayuran, banyak orang yang pilih-pilih. Tak sedikit pula yang menghindari sayuran pahit seperti pare, daun pepaya, leunca, daun kenikir, arugula, dan lain-lain, apalagi jika tak tahu cara mengolahnya dengan benar. Padahal, sayuran yang pahit sekalipun bisa membawa kebaikan bagi tubuh. Bahkan, dikatakan juga sayuran pahit bisa ampuh usir kanker. Benarkah klaim ini?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai kaitan antara sayuran pahit dengan kanker, sebaiknya kenali dulu hal-hal seputar kanker.  Hingga saat ini, penyebab tunggal munculnya kanker belum bisa dipastikan. Meski demikian, pola hidup yang tidak sehat, genetik, serta radikal bebas dipercaya memegang peranan penting dalam meningkatkan risiko kanker di kemudian hari.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, radikal bebas ini bisa muncul tanpa pernah disadari. Mulai dari lingkungan yang terkontaminasi, merokok, serta tekanan psikis seperti stres dan kurang istirahat.

“Untuk menangkal aktivitas radikal bebas ini, tubuh memerlukan antioksidan dalam jumlah cukup. Sudah bukan rahasia lagi bahwa sayuran dan buah adalah dua contoh sumber makanan yang kandungan antioksidannya tinggi,” kata dr. Dyan.

Kaitan antara sayuran pahit dan kanker

Di antara seluruh jenis sayuran yang ada, dr. Dyan mengatakan, ternyata sayuran yang memiliki cita rasa pahit terbukti memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Contoh sayuran jenis ini adalah sayuran silangan (cruciferous vegetable) seperti brokoli, kale, pare dan brussel sprout. Antioksidan yang tinggi diyakini dapat menurunkan risiko kanker pada tubuh seseorang.

Jenis sayuran ini mengandung senyawa glukosinolat yang memberikan rasa pahit, sekaligus bertanggung jawab terhadap semua manfaat baik yang ditawarkan. Dilansir dari Health, pada sebuah tes pada hewan menunjukkan bahwa glukosinolat dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker. Meski demikian, hasil ini tak tampak konsisten pada studi pada manusia.

Selain itu, meski ada data yang menunjukkan bahwa orang-orang yang makan lebih banyak sayuran beisiko lebih rendah terkena kanker, tapi tak semua studi setuju. Beberapa ahli percaya bahwa perbedaan ini mungkin karena perbedaan genetik, begitu juga dengan kadar glukosinolat yang bisa berbeda akibat kondisi penanaman atau proses memasak.

Contoh sayuran jenis ini adalah sayuran silangan (cruciferous vegetable) seperti brokoli, kale, pare dan brussel sprout.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News