Pangeran Diponegoro Kirim Kiai Nursalim yang tak Mempan Ditembak

Pangeran Diponegoro Kirim Kiai Nursalim yang tak Mempan Ditembak
Serka Bambang Suwito, Anggota TNI AD yang ditugaskan di Benteng Pendem Ngawi, saat membersihkan kompleks makam KH Muhammad Nursalim, kemarin (16/8). Foto: WS Hendro/Radar Ngawi/JPNN.com

jpnn.com - Pangeran Diponegoro yang terus menggelorakan perlawanan terhadap Belanda, mendapat dukungan luas dari masyarakat.

DIa mengutus KH M Nursalim untuk memimpin pengusiran Belanda yang telah menguasai Ngawi pada 1825.
---
Peran strategis Ngawi yang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran di Jatim membuat pasukan Belanda ingin menguasainya.

Di bawah kepemimpinan kapten Theunissen Van Lowick pasukan kerajaan Belanda berhasil menduduki Ngawi.

‘’Tepatnya pada 13 November 1825, Belanda berhasil menguasai Ngawi,’’ terang Serka Bambang Suwito, Bintara Penghubung (Babung) Yon Armed 12/Kostrad prajurit TNI AD yang bertugas di Benteng Pendem, kemarin.

Pasukan Madiun yang terjepit memilih lari ke wilayah selatan Ngawi, dan bermaksud bertemu pasukan Surakarta di lereng gunung Lawu.

Pasukan Belanda melakukan pengejaran dua hari pasca merebut Ngawi. Mereka menyusun strategi untuk mengepung di Jogorogo. Kapten Theunissen Van Lowick memimpin Belanda mengejar pasukan Madiun.

Sedangkan dari arah barat pasukan Letnan Vlikken Sohild. Akhirnya prajurit Madiun berhasil dikacaukan, 60 diantaranya gugur.

‘’Dan pada akhir tahun 1825 Belanda membangun Benteng stelsel atau pos-pos di setiap sudut kota dengan tujuan mempersempit ruang gerak musuh,’’ katanya.

Pangeran Diponegoro yang terus menggelorakan perlawanan terhadap Belanda, mendapat dukungan luas dari masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News