Tim Evakuasi di Tengah Konflik Bersenjata di Marawi, Merinding, Sempat Menangis

Tim Evakuasi di Tengah Konflik Bersenjata di Marawi, Merinding, Sempat Menangis
Handris (2kiri) dan Andri (2kanan), Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi dari Kota Marawi, Mindanao, Filipina tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten, Sabtu (3/5/2017). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA

jpnn.com - Handris, 44, dan Andri Supriyanto, 40, terjebak dalam situasi konflik bersenjata saat berdakwah. Apalagi di negeri orang. Bersama rombongan, keduanya hanya bisa pasrah sambil menunggu pertolongan.

ZALZILATUL HIKMIA, Jakarta

”Assalamualaikum,” ujar Handris begitu keluar dari pintu kedatangan Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Sabtu malam (3/6).

Sambil merentangkan tangan, Handris yang mengenakan jubah abu-abu dan kopiah biru tua berjalan cepat sambil menyapa sejumlah anggota jamaah tablig yang menantinya sejak petang. Mereka berpelukan erat secara bergantian.

Handris seolah-olah ingin menyampaikan bahwa kondisinya sehat dan baik-baik saja. Dia pun tak henti-henti menebar senyum kepada mereka yang menyambutnya untuk menunjukkan rasa bahagianya karena bisa kembali ke tanah air dengan selamat.

Handris merupakan satu di antara 16 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat terperangkap dalam situasi konflik antara kelompok bersenjata dan militer Filipina di Marawi, Filipina Selatan.

Mereka adalah anggota jamaah tablig Indonesia yang tengah menjalankan khuruj fisabilillah dengan berdakwah ke Filipina Selatan.

Terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok 10 dan kelompok 6, jamaah tablig itu berdakwah dari satu masjid ke masjid lain. Handris berada di kelompok 10.

Handris, 44, dan Andri Supriyanto, 40, terjebak dalam situasi konflik bersenjata saat berdakwah. Apalagi di negeri orang. Bersama rombongan, keduanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News