Anggap Watak Asli Prabowo Terlihat ketika Menolak Cipika-Cipiki

JAKARTA - Penolakan Prabowo Subianto atas inisiatif Joko Widodo untuk cium pipi kanan dan kiri (cipika-cipiki) sebagai simbol keakraban jelang debat kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (15/6) malam lalu tak mambuat kubu capres yang dikenal dengan sebutan Jokowi itu gusar. Pasalnya, Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menganggap penolakan ajakan cipika-cipiki yang videonya kini beredar di YouTube itu justru menunjukkan watak asli Prabowo.

“Beredarnya video penolakan ajakan bersahabat Jokowi untuk cipika-cipiki menunjukkan bahwa halaman depan dan belakang Pak Prabowo memang berbeda. Tampilan di panggung yang disaksikan jutaan rakyat adalah tampilan tebar pesona, kelihatan tegas, dan itu semua berasan dari  bisikan konsultan politiknya. Jasi seolah Prabowo proaktif mendekat ke Jokowi,” kata Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi JK, Hasto Kristiyanto saat dihubungi, Selasa (17/6).

Hasto bahkan menyebut sikap penolakan Prabowo untuk meladeni ajakan Jokowi cipika-cipiki yang terekam kamera itu sebagai bentuk campur tangan Tuhan untuk menunjukkan karekter asli dua capres yang bersaing itu. “Penolakan Prabowo itu  kembali menjadi bukti bahwa invisible hand telah bekerja, dan itu merupakan campur tangan dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Jokowi sebagai manusia berkarakter,” ucap Hasto membanggakan capres jagoannya.

Lebih lanjut Hasto mengatakan, selama ini justru Prabowo yang tampil membuka front bahwa Jokowi adalah musuh. Sementara Jokowi, kata Hasto, memilih tetap memilih rendah hati, tulus dan menempatkan Prabowo sebagai capres yang harus dihormati.

Hasto menambahkan, Jokowi justru tetap tersenyum ketika Prabowo menolak untuk cipika-cipiki. “Itulah salam kehangatan cerminan hati,” pungkas Hasto.

Sebelumnya, pemilik akun di media sosial diramaikan dengan video tentang Prabowo menolak ajakan Jokowi untuk cipika-cipiki. Peristiwa itu terjadi beberapa saat menjelang debat calon presiden (capres) yang kedua di Gren Melia Hotel, Jakarta Selatan, Minggu (15/6) lalu.(ara/jpnn)