Surat Pertama dari Putri Diana, Surat Terakhir dari Nelson Mandela

Surat Pertama dari Putri Diana, Surat Terakhir dari Nelson Mandela
SURAT BERHARGA: Christie Sutanto menunjukkan surat balasan dari Putri Diana. Foto: Ahmad Baidhowi/Jawa Pos

DI dunia, mungkin banyak kolektor filateli atau benda-benda pos bertema tokoh-tokoh dunia. Tapi, yang seperti Christie Suharto mungkin langka. Koleksinya langsung berasal dari tokoh-tokoh dunia yang menjadi ’’sahabat pena’’- nya.
-------------
Laporan Ahmad Baidhowi, Jakarta
-------------

BUTUH usaha ekstrakeras bagi Christie Suharto untuk menuju ruangan di lantai 2 rumahnya. Dengan tertatih, perempuan berusia 45 tahun itu berupaya menapaki satu demi satu anak tangga berlapis karpet biru.

Sesekali dia menggunakan tangan kiri untuk membantu mengangkat kaki kanannya, sedangkan tangan kanannya bertumpu pada kayu pembatas tangga.

Sampai di lantai 2, Christie berhenti sejenak, menarik napas panjang, seolah menghimpun tenaga. Rasa letih tergambar jelas di wajahnya yang memerah. Namun, itu tidak berlangsung lama. Dalam hitungan detik, dia berjalan perlahan menghampiri belasan tumpukan bendel warna-warni, lalu duduk di sofa pink. Wajahnya kini tampak semringah.

Dengan agak susah payah, dia menarik bendel tebal hijau dengan tangan kirinya. Beberapa kali dia membolak-balik halaman hingga akhirnya menemukan yang dicari: surat bertanggal 3 Februari 1982 dengan kop resmi Buckhingham Palace dan foto Putri Diana yang tampak memesona dengan mahkotanya.

’’Ini balasan surat yang saya tulis untuk Putri Diana,’’ ujar Christie dengan senyum lebar di wajahnya saat ditemui Jawa Pos di rumahnya yang asri di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7).

Meski hanya ditulis asisten Putri Diana, surat balasan tersebut begitu bermakna bagi Christie. Surat itulah yang memotivasi dirinya untuk menulis surat kepada ratusan tokoh dunia lainnya. Ketika berusia 12 tahun, saat teman-temannya di bangku SD masih asyik bermain-main, Christie kecil sudah gemar menulis surat untuk tokoh-tokoh dunia.

Dia bercerita, semua surat itu ditulis dengan tangan, bukan mesin ketik. Tangan kanannya itu kini sulit digerakkan karena serangan stroke pada 8 Januari 2010 saat Christie berada di San Francisco, Amerika Serikat. Bahkan, separo tubuh bagian kanannya sempat lumpuh.

DI dunia, mungkin banyak kolektor filateli atau benda-benda pos bertema tokoh-tokoh dunia. Tapi, yang seperti Christie Suharto mungkin langka. Koleksinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News