Delay Ini jadi Catatan Kami

Delay Ini jadi Catatan Kami
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait usai menggelar konferensi pers terkait polemik pesawat Lion Air di kantor Lion Air, Jakarta, Senin (23/2). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - MASKAPAI Lion Air membuat gempar dunia penerbangan lantaran delay berkepanjangan yang terjadi sejak Rabu (18/2) lalu. Maskapai milik Rusdi Kirana itu dihujat habis-habisan karena manajemennya tak becus dalam mengurus bisnis penerbangan dan telah merugikan ribuan penumpangnya.

Lalu apa sebenarnya penyebab delay yang berkepanjangan tersebut? Bagaimana nasib ribuan penumpang yang sudah dirugikan? Mengapa lamban untuk menganti rugi kepada penumpang? Berikut petikan wawancara wartawan jpnn.com, Yessy Artada dengan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait beberapa hari lalu.

 

Apa yang sebenarnya terjadi pada Lion Air sehingga menyebabkan delay yang berkepanjangan?

Rabu pagi tiga pesawat kita mengalami kerusakan, satu di Semarang itu kena mesinnya. Di Jakarta dua pesawat yang terbang ke Denpasar mengalami kerusakan juga, satu lagi di Cengkareng pesawatnya nggak safe (aman). Demi alasan keselamatan penerbangan maka kami berhentikan pesawat itu.

Berapa banyak jumlah pesawat yang dimiliki Lion Air saat ini? Apa tidak ada pesawat cadangan?

Pesawat yang kami gunakan kurang lebih 81, tapi kami mempunyai kurang lebih 110 pesawat yang tersedia. Untuk pesawat cadangan sendiri, kami memiliki enam pesawat cadangan. Dua di Batam, satu di Surabaya, dua Cengakareng dan satu di Makassar.

Lalu kenapa saat tiga pesawat rusak, pesawat cadangan tidak digunakan?

MASKAPAI Lion Air membuat gempar dunia penerbangan lantaran delay berkepanjangan yang terjadi sejak Rabu (18/2) lalu. Maskapai milik Rusdi Kirana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News