Kenangan Mengharukan Teten tentang Jas Biru dari Bang Buyung

Kenangan Mengharukan Teten tentang Jas Biru dari Bang Buyung
Tampak suasana detik-detik menjelang jenazah Adnan Buyung Nasution dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Kamis (24/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - ‘Indonesia berduka’. Frase ini barangkali bisa melukiskan sejuta kenangan tatkala mendengar kabar bahwa advokat senior, Adnan Buyung Nasution atau akrab disapa bang Buyung, kembali ke Pangkuan Yang Maha Kuasa, Rabu (23/9) sekitar pukul 10.15 WIB di Jakarta.

Tak ada yang bisa membantah, berpulangnya mendiang Bang Buyung, meninggalkan duka mendalam. Terutama yang pernah berguru atau setidaknya pernah bersama almarhum di medan perjuangan mencari keadilan, menegakkan martabat kemanusiaan melalui gerakan sosial hingga ke meja persidangan.

Tak heran jika banyak tokoh di negeri ini merasa kehilangan tokoh sekaliber bang Buyung. Tak terkecuali, aktifis yang kini menempati posisi strategis, baik di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tentu semuanya berduka dan tak bisa membendung rasa rindu akan kenangan bersama almarhum.

Banyak kata diucapkan untuk melukiskan kedekatan dengan sosok bang Buyung. Diantaranya menyebut Bang Buyung sebagai tokoh: pejuang, patriot, guru, pemberani, rendah hati, humanis, teguh dalam prinsip, dan kata lain yang sepadan. Itu semua adalah ekspresi bagaimana melukiskan tingkat kedekatan dengan tokoh berusia 81 tahun ini.

Banyak tokoh yang datang melayat di Rumah Duka, Jalan Poncol Lestari No. 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sebelum jenazah almarhum dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kamis (24/9) hari ini.

Diantara sejumlah tokoh yang mengisahkan sejumlah kenangaan bersama Bang Buyung adalah Teten Masduki, yang dikenal sebagai aktivis NGO dan advokat, yang saat ini mendapat kepercayaan menjadi Kepala Sekretariat Presiden di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Teten, begitu sapaan untuk Teten Masduki, mengisahkan kenangannya bersama Bang Buyung ketika ia masih menjadi aktivis.

Ketika itu, sekitar tahun 1990, Teten bertemu Bang Buyung di Tunisia saat mengikuti kursus selama tiga bulan bersama para kandidat pemimpin NGO dari sejumlah negara.

‘Indonesia berduka’. Frase ini barangkali bisa melukiskan sejuta kenangan tatkala mendengar kabar bahwa advokat senior, Adnan Buyung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News