10 Problem Hantui BPD

Hambat Jadi Bank Daerah Terkemuka

10 Problem Hantui BPD
10 Problem Hantui BPD
JAKARTA – Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendeteksi sepuluh masalah yang harus diselesaikan agar bisa menjadi bank daerah terkemuka (BPD Regional Champion/BRC) pada 2014. Penyelesaian setiap permasalahan itu akan dievaluasi dan dilaporkan secara berkala.

”Setiap enam bulan sekali, laporan itu akan disampaikan kepada Bank Indonesia (BI), seluruh BPD, dan pemangku kepentingan,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Nazwar Nazir di Jakarta (12/4).

Bank daerah tidak dapat mengelak dari keharusan untuk memecahkan persoalan tersebut karena merupakan konsekuensi dari kesepakatan pada 21 Desember 2010. Kelompok kerja yang dibentuk BI mengidentifikasi sepuluh permasalahan. Yaitu, permodalan, brand awareness BPD yang rendah, kualitas pelayanan rendah, SDM yang belum sesuai standar pasar, dan minim inovasi. Kemudian, jaringan terbatas, kerja sama bisnis belum optimal, struktur pendanaan masyarakat rendah, komposisi portofolio kredit produktif rendah, serta teknologi belum terintegrasi.

Untuk mencapai sasaran sebagai BRC, lanjut dia, setiap tahap implementasi harus mengacu pada tiga pilar. Yaitu, ketahanan kelembagaan yang kuat, kemampuan sebagai agent of regional development, serta kemampuan melayani kebutuhan masyarakat. ”Dengan penyelesaian itu, diharapkan target BPD menjadi BRC pada 2014 dapat terealisasi,” kata dia.

JAKARTA – Bank Pembangunan Daerah (BPD) mendeteksi sepuluh masalah yang harus diselesaikan agar bisa menjadi bank daerah terkemuka (BPD Regional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News