15 Tahun, Kekayaan Hakim Penerima Suap Itu Naik Rp 2,6 M
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menangkap seorang hakim dan panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tangerang.
Selain itu ada dua advokat yang diduga terlibat dalam kasus suap kasus perdata tersebut.
Hakim tersebut diketahui bernama Wahyu Widya Nurfitri yang ditangkap pada Senin (12/3) malam di Jakarta.
Dia ditangkap bersama seorang panitera berinisial TA dan pengacara berinisial HMS dan ADS karena diduga kedapatan melakukan transaksi suap.
Dari data laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada laman https://acch.kpk.go.id diketahui Nurfitri memiliki kekayaan sebesar Rp 2,72 miliar.
Harta itu merupakan akumulasi seluruh harta benda yang dilaporkannya pada 19 Desember 2016.
Padahal pada laporan pertama pada 31 Juli 2001 dia hanya memiliki harta sebesar Rp 171 juta.
Dalam kurun waktu 15 tahun, kekayaan hakim wanita meningkat Rp 2,6 miliar lebih.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menangkap seorang hakim dan panitera pengganti di Pengadilan Negeri Tangerang.
- Usut Kasus Investasi Bodong, KPK Bakal Panggil Dirut Taspen Antonius Kosasih
- KPK Tetapkan 2 Tersangka Baru terkait Kasus Korupsi Amarta Karya
- Usut Kasus Korupsi, KPK Panggil Senior Vice President Investasi PT Taspen
- Eks Penyidik KPK Minta Nurul Ghufron Mundur karena Terlibat dalam Mutasi ASN Kementan
- Lewat Monitoring KPK, Pj Gubenur Sumsel Soroti Pencegahan Korupsi
- Ingin Miskinkan Rafael Alun, KPK Serahkan Memori Kasasi ke Pengadilan