19 ABK Indonesia Telantar di Afrika Selatan

KBRI Proses Pemulangan ke Tanah Air

19 ABK Indonesia Telantar di Afrika Selatan
19 ABK Indonesia Telantar di Afrika Selatan
Dalam upaya mencari penyelesaian tersebut, KBRI Pretoria telah mengirimkan seorang staf ke Durban untuk membantu para ABK itu. KBRI kemudian memberikan bantuan berupa makanan dan keperluan dasar lainnya. KBRI memastikan kondisi kesehatan para ABK WNI cukup bagus.

Karena tidak memiliki  identitas dan paspor selama ini mereka terpaksa menginap di kantor polisi setempat. Sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa para ABK ini ditahan oleh polisi dan tidak diperkenankan untuk menemui WNI lainnya. Namun Kusuma membantah kabar itu dengan mengatakan bahwa mereka hanya ditampung sementara sampai urusan dengan pemilik kapal selesai. "Mereka tidak ditahan, namun ditampung di kepolisian bidang imigrasi sampai negosiasi dengan pemilik kapal tuntas," ujar Kusuma.

Polisi juga memperbolehkan mereka keluar masuk gedung dan melaksanakan solat di mesjid setempat. KBRI Pretoria juga telah mengirim pengacara untuk melakukan negosiasi dengan pemilik kapal. KBRI juga mengirimkan surat resmi kepada Internasional Transport Workers" Federation (ITF) untuk juga menangani hal tersebut. Kusuma berharap negosiasi cepat selesai dan pemilik kapal bisa segera memenuhi kewajiban memulangkan para ABK ke tanah air. "Pemilik kapal diharapkan membiayai semua biaya pemulangan mereka karena itu tercantum di perjanjian sebelumnya," pungkasnya. (zul)
Berita Selanjutnya:
Kamboja Berkabung Nasional

JAKARTA -- Nasib sial menimpa 19 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai ABK (anak buah kapal) di kapal El-Shadai berbendera Afrika Selatan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News