222 Korban Tsunami Selat Sunda, Semuanya WNI, Tak Ada WNA

222 Korban Tsunami Selat Sunda, Semuanya WNI, Tak Ada WNA
Sebuah mobil tersangkut di reruntuhan usai tsunami Selat Sunda menerjang kawasan Carita, Pandeglang. Foto: Kemensos/AFP

jpnn.com, BANTEN - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, dari 222 korban tewas akibat tsunami Selat Sunda kebanyakan berasal dari wisatawan.

Namun, semuanya adalah wisatawan lokal. Dia memastikan, tak ada satu pun yang berasal dari warga negara asing.

“Tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini berasal dari empat kabupaten terdampak yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, dan Tanggamus," katanya.

Sutopo kemudian memerinci, untuk di Kabupaten Pandeglang tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, dan dua orang hilang.

Lalu, kerusakan fisik meliputi 446 rumah rusak, sembilan hotel rusak, 60 warung rusak, 350 unit kapal dan perahu rusak, serta 73 kendaraan rusak.

“Daerah yang terdampak di sepuluh kecamatan. Lokasi yang banyak ditemukan korban adalah di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung, dan Kampung Sambolo,” papar dia.

Sutopo mengatakan, korban banyak wisatawan karena sedang berwisata di sepanjang Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.

Kemudian, di Kabupaten Serang tercatat sebelas orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, dan 26 orang hilang. Untuk kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Korban dan kerusakan tsunami Selat Sunda baru ditemukan di empat kabupaten terdampak yaitu di Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, dan Tanggamus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News