3 Jurus Kementan Antisipasi Krisis Pangan Global

3 Jurus Kementan Antisipasi Krisis Pangan Global
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil (baju putih). Foto: Humas Kementan

Untuk pengganti gandum, Kementan akan mendorong budidaya ubikayu, sorgum, dan sagu.

Sementara untuk gula tebu, akan difokuskan untuk mengembangkan gula non tebu, seperti stevia, aren, dan lontar. Itu sudah dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo.

“Untuk pengganti daging sapi, kita akan kembangkan daging kambing, domba, itik, dan ayam lokal,” sebutnya.

Sementara strategi ketiga yang akan dilakukan adalah peningkatan ekspor. Komoditas yang akan diprioritaskan adalah sarang burung walet, porang, ayam, dan telur.

"Peningkatan ekspor masih kita dorong terus. Program tiga kali ekspor itu tidak bisa hilang. Lebih dari 500 komoditas baik itu tumbuhan ataupun hewan yang kita ekspor selama ini. Kita lihat kinerja ekspor kita terus meningkat dari 2019,2000, 2001 sampai 2022 sekitar 38% dibanding tahun sebelumnya," katanya.

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ali Jamil mengatakan projek Upland disambut antusias banyak pihak karena membangun pertanian dari hulu ke hilir, terutama di dataran tinggi yang bisa ditanam apa saja, mulai dari padi, kopi dan berbagai macam sayuran.

"Sehingga bagaimana potensi-potensi tadi bisa diangkat dengan program ini dalam rangka mengatasi krisis global," katanya.

Hal tersebut juga sesuai dengan strategi yang dicanangkan Mentan sejak awal, yakni lima cara bertindak atau lebih dikenal dengan 5 CB untuk meningkatkan komoditas pangan di Indonesia.

Untuk menghadapi krisis pangan global saat ini terdapat tiga strategi utama yang akan dijalankan oleh Kementan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News