34 TKA China Masuk Indonesia, Demokrat Tuding Pemerintah Mendiskriminasi Rakyat Sendiri

34 TKA China Masuk Indonesia, Demokrat Tuding Pemerintah Mendiskriminasi Rakyat Sendiri
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra komentari pengecatan pesawat kepresidenan. ANTARA/HO-DPP Partai Demokrat

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra merespons kedatangan 34 tenaga kerja asing (TKA) China ke Indonesia saat PPKM Level 4. 

Herzkay meminta pemerintah jangan main-main dengan nyawa rakyat lantaran masalah yang sedang dihadapi cukup berat dengan penularan Covid-19 yang begitu cepat dan masif dalam dua bulan terakhir akibat masuknya varian dari negara lain. 

"Bahkan, dalam dua bulan terakhir, nyawa 50 ribuan rakyat Indonesia mesti hilang karena lemahnya antisipasi dan penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah atas varian baru," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya yang diterima JPNN.com, Senin (9/8) 

Alumnus Universitas Indonesia itu menilai Pemerintah seakan mau menutup mata akan fakta Indonesia memiliki potensi kenaikan kasus dan munculnya varian baru dengan maraknya WNA yang masuk ke Indonesia dari negara-negara episentrum Covid-19. 

"Apa pemerintah memang tidak pernah mau belajar dari kegagalan beberapa bulan ini?" lanjut ketua ikatan alumni UI itu. 

Apalagi, sambungnya, tindakan pemerintah membiarkan WNA masuk saat ini, sangat tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat. 

Dia juga menyebutkan pemerintah begitu tegas dalam membatasi pergerakan masyarakat selama PPKM hingga menerapkan denda dan hukuman penjara. 

Namun, jelas Herzaky, hal ini berbanding terbalik dengan ketegasan pemerintah dalam melarang WNA masuk ke Indonesia. Padahal, pemerintah sudah mengeluarkan larangan terkait masuknya orang asing termasuk pekerja sejak 21 Juli 2021. 

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta pemerintah untuk tidak main-main dalam penanganan Covid-19 dengan membiarkan TKA masuk ke Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News