6 Guru Honorer Banten Dipecat, Munir: Kami Bersatu Menangkan Prabowo - Sandi
jpnn.com, JAKARTA - Tindakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten yang memecat enam guru honorer lantaran berpose salam dua jari dan pamer stiker Prabowo – Sandiaga, menuai kontroversi. Disdikbud dinilai tidak adil dan sewenang-wenang kepada honorer.
Alasannya, tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa guru honorer harus netral. Lain halnya dengan PNS yang memang harus netral.
“Kalau honorer enggak ada aturannya netral," kata Koordinator Honorer K2 Kalimantan Barat Syarif Feriansyah kepada JPNN, Sabtu (23/3).
Dia menuding, dukungan PNS maupun aparat hukum terhadap capres-cawapres 01 sudah nyata terlihat. Namun, penegakan hukum tidak berlaku bagi mereka.
"Hukum macam apa ini. Mendukung 01 tidak dihukum dan aparat seolah-olah buta. Sebaliknya mendukung 02 langsung ditebas sampai ke akar-akarnya," serunya.
BACA JUGA: 6 Guru Honorer Banten Dipecat, BPN Prabowo – Sandi: Jangan Arogan
Ferry sapaan akrab Syarif, menilai, sikap rezim seperti ini semakin membuat seluruh honorer K2 antipati. Honorer K2 pun bertekad untuk memenangkan Prabowo-Sandi.
Munir Qu, koordinator Honorer K2 Jawa Timur juga mengungkapkan hal sama. Hukum dinilai hanya berpihak pada penguasa. Masyarakat yang menentang penguasa akan langsung dilibas.
Pemecatan enam guru honorer di Banten gara-gara pamer stiker Prabowo – Sandi menuai kontroversi.
- Dana BOS Aman jika Seluruh Guru Honorer jadi PPPK, Begini Penjelasannya
- Diduga Mencabuli Murid, Oknum Guru Honorer di Cirebon Diciduk Polisi
- Guru Honorer Tak Dapat Formasi PPPK 2024, Dirjen Nunuk: Tidak Akan Dialihkan ke Paruh Waktu
- 248.497 P1 & Guru Honorer Tak Terakomodasi, Diangkat PPPK Paruh Waktu? Dirjen Nunuk Bicara
- Realisasi PAD Banten Hingga Pertengahan Maret 2024 Capai 1,5 Triliun Lebih
- Kebakaran Rumah di Tangsel, Satu Orang Tewas