8 Siswi SMP Kerasukan di Lokasi Peninggalan Pasukan Sekutu

8 Siswi SMP Kerasukan di Lokasi Peninggalan Pasukan Sekutu
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

jpnn.com, TAMBRAUW - Delapan siswi SMPN 01 Sausapor Kabupaten Tambrauw, Papua Barat kerasukan di lokasi peninggalan pasukan sekutu saat Perang Dunia II, Senin (25/9) kemarin. Mereka tumbang setelah upacara bendera.

Kerasukan berawal dari seorang siswi, Grace yang tiba-tiba terjatuh. Dia kemudian berdiri dan berbicara dalam kalimat yang tidak jelas dan tidak dimengerti oleh temannya dan guru. Tak berapa lama kemudian, tujuh siswi lainnya yang saat itu berkerumun di halaman sekolah, mengalami hal yang sama, kerasukan, berbicara dalam bahasa yang tak dimengerti rekan-rekannya.

Akibat kejadian aneh ini, pihak sekolah mengambil keputusan mendadak, meliburkan siswa-siswinya dari aktivitas belajar. Siswa-siswi dan para guru panik dan trauma dengan kejadian aneh itu. Selain itu, sebagian guru dan siswa sibuk memberikan pertolongan kepada beberapa korban kerasukan dengan mencari bantuan untuk penyembuhan.

Pihak sekolah kemudian memanggil tokoh adat sekaligus tokoh agama di Sausapor, Adrian Mofu untuk datang membantu. Tokoh adat dan agama ini kemudian sembahyang dan baca alkitab sambil mengelus kepala siswi-siswi yang kerasukan roh halus. Proses penyembuhan ini berhasil, berangsur-angsur kedelapan siswi yang kerasukan kembali normal.

Kepala Sekolah SMPN 01 Sausapor, Andarias T. Mirino mengatakan, kejadian aneh ini sudah tiga kali terjadi pekan ini. “Sudah dari kemarin dulu terjadi hal yang sama. Tadi setelah semua siswa dan guru ikut upacara bendera, salah satu siswi kemasukan roh halus, kemudian terkontaminasi dengan yang lain akhirnya ada delapan orang kerasukan,” ujar Andarias kepada Radar Sorong.

Merasa prihatin dengan kejadian kerasukan massal siswinya, pihak sekolah terpaksa membatalkan proses belajar mengajar, dan meliburkan seluruh siswa. "Kami terpaksa meliburkan anak-anak sekolah karena takutnya akan merembet ke seluruh anak-anak," katanya.

Andarias menilai, lokasi dibangunnya sekolah yang dipimpinnya merupakan bekas bangunan peninggalan pasukan sekutu saat Perang Dunia II. Menurut informasi yang diterimanya dari tua-tua adat, dulunya pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat pernah tinggal di tempat bangunan sekolah SMPN 01 Sausapor. “Menurut informasi, sekolah ini lokasinya pernah ditinggali orang Amerika Serikat saat perang dunia kedua. Apakah ada kuburan tua, kami belum tahu pasti,” ucapnya.

Untuk menetralisir pengaruh atau aura negatif di lingkungan sekolah yang dipimpinnya, Andarias mengatakan pihaknya akan mendatangkan tokoh adat dan tokoh agama, untuk melakukan ritual adat dan ibadah keagamaan di sekolahnya. “Di Tambrauw adat sangat kuat sekali, jadi kami akan lakukan ritual untuk mencegah kejadian seperti ini terulang lagi,” pungkasnya. (raf)


Tumbang setelah upacara bendera.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News