8 Warga Surabaya Hilang di Turki, Ini Langkah Rismaharini

8 Warga Surabaya Hilang di Turki, Ini Langkah Rismaharini
Wali Kota Tri Rismaharini. Foto: dok.JPNN

"Setahu saya, keluarga itu (Jusman) memang alim. Islamnya wajar. Istrinya memang bercadar. Kemana-mana pakai jubah hitam. Saya juga tidak tahu kerjanya apa," tambahnya.
    
Tetangga lainnya, Suryati, 42, mengatakan, keluarga Jusman memang sangat tertutup. Sejak 13 tahun menjadi tetangga Jusman, dia sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga Jusman. Bahkan, saat hajatan, keluarga tersebut tidak pernah ikut datang. "Kalau saya mau member makan hajatan, pasti pintunya ditutup," katanya.
    
Di sisi lain, saat Jawa Pos melanjutkan penelusuran ke rumah Utsman di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, rumah tersebut ternyata sudah berganti pemilik. Rumah besar dan mewah di gang Ampel Cempaka itu sudah dijual sejak November 2014. Utsman sendiri menempati rumah yang dibeli ayahnya, Mustofa Mahdani tersebut sejak 2013. "Rumah ini bukan punya Utsman lagi. Sudah dibeli orang Gresik," ungkap Harun Said Umar, Ketua RT 1/RW 2, Kelurahan Ampel,
    
Harun mengatakan, Utsman sebenarnya warga pindahan dari Surakarta. Namun, sejak tiga tahun lalu, dia tinggal di Surabaya. Utsman sendiri juga telah mengurus e-KTP Surabaya. Dia akhirnya menikah dengan Sakinah Syawie dan memiliki anak Tsabitah Utsman Mahdamy. Namun, yang terdaftar sebagai warga Surabaya hanya Utsman.
    
Menurut dia, keluarga Utsman masih sering berkomunikasi dengan tetangga. Apalagi setelah punya anak, istrinya sering membawa ke luar rumah dan bermain dengan tetangga. Namun, setelah rumah itu dijual, Harun tidak pernah melihat keluarga Utsman lagi. "Selama ini kan Utsman jarang di rumah. Sering bolak balik Surakarta-Surabaya. Keluarganya punya perusahaan percetakan kitab," terang dia.
    
Harun mengaku, tidak yakin jika keluarga Utsman terlibat ISIS. Sebab, selama ini, keluarga Utsman terlihat wajar dan tidak pernah memiliki gerak gerik yang mencurigakan. Bahkan, pada Februari lalu, dia masih melihat keluarganya datang ke rumah tersebut untuk ambil barang. "Kemarin juga ada paketan barang lewat saya, dan saya berikan seperti biasanya. Tidak ada yang aneh kok," tandasnya. (ayu)


SURABAYA - Dari 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki pada Februari 2015, delapan di antaranya dari Surabaya. Mereka diduga ikut bergabung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News