9 Poin Pleidoi Jaksa Pinangki, Pertemuan Pertama, Ayah Meninggal, Kehidupan Hancur Lebur

9 Poin Pleidoi Jaksa Pinangki, Pertemuan Pertama, Ayah Meninggal, Kehidupan Hancur Lebur
Jaksa Pinangki Sirna Malasari saat menjalani sidang Eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (30/9). Foto: arsip jpnn.com/Ricardo

Pada 2000, Pinangki bertemu dengan suami pertamanya Djoko Budiarjo (almarhum).

"Atas kebaikan dan kemurahan hati almarhum, saya dibiayai kuliah S1 di Universitas Ibnu Kaldun Bogor. Pada 2004, saya lulus kuliah S1, atas saran almarhum suami saya, saya mendaftar di Kejaksaan RI dan alhamdulilah diterima di Kejaksaan RI menjadi calon jaksa," tambah Pinangki.

Ketiga, pada 2007 Pinangki dilantik menjadi jaksa.

Setelah menjadi jaksa, atas saran almarhum suaminya, Pinangki mengaku fokus pada pengembangan diri dengan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi hingga akhirnya meraih gelar doktor Ilmu Hukum 2011.

"Perjalanan karir saya sebagai jaksa berjalan biasa-biasa saja dan tidak pernah menduduki jabatan strategis. Sejarah 10 tahun karir saya sebagai jaksa yang saya emban adalah jabatan adminsitrasi yang tidak terkait teknis perkara maupun tidak terkait sebagai pejabat pengadaan dalam proyek pengadaan barang dan jasa," ungkap Pinangki.

Pada 2011 ia bertugas sebagai jaksa fungsional di bidang Perdata Tata Usaha Negara (Datun), pada 2012 Pinangki bertugas sebagai jaksa fungsional di Bidang Pengawasan, pada 2014 Pinangki menjabat eselon 4 sebagai Kasubdit Statistik dan Analisis pada Pusat Informasi Data dan Statistik Kriminal (Pusdakrimti) Kejaksaan Agung.

"Kemudian pada tahun 2016 menjabat sebagai Kasubag Pemantauan dan Evaluasi pada Biro Perencanaan," kata Pinangki.

Keempat, Pinangki Sirna Malasari mengaku bangga menjadi anggota korps Kejaksaan Agung Republik Indonesia.

Selama membacakan pleidoi, Jaksa Pinangki Sirna Malasari berulang kali menangis tersedu-sedu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News