Aamiiin KAI

Oleh: Dahlan Iskan

Aamiiin KAI
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Masjid Qingdao penuh sesak Jumat kemarin. Sampai tidak muat. Sampai banyak yang salat di teras. Termasuk dua orang anak muda Indonesia yang bukan dari KAI.

Baca Juga:

Mereka dari Cilacap dan Cirebon. Keduanya bekerja di perusahaan Italia yang lagi mengerjakan platform untuk sumur gas di tengah laut. Platform itu lebih murah ketika dikerjakan di Qingdao.

Kelak, setelah jadi, platform Italia made in Qingdao itu ditarik mengarungi laut ke salah satu negara di Timur Tengah. Platform itu akan dipakai mengisap gas dari sumbernya di tengah laut.

Usai salat Jumat kami berkumpul di halaman masjid. Luas. Udara sejuk. Matahari sangat terik di pukul 14.30. Salat Jumat di Qingdao memang baru dimulai hampir pukul 14.00.

Kebanyakan orang KAI tersebut adalah masinis --sopir kereta. Mereka sebenarnya sudah biasa menjalankan KRL made in Japan atau INKA Madiun. Tapi mereka harus training lagi. Yang akan mereka jalankan nanti KRL made in Qingdao.

Lima rangkaian KRL itu sudah tidak di Indonesia: sedang menjalani berbagai test yang dilaksanakan kementerian perhubungan. Masih enam rangkaian lagi yang belum tiba.

"Akhir bulan ini KRL made in Qingdao sudah beroperasi di Jakarta," ujar salah satu dari mereka.

Bagi mereka Jumat kemarin itu merupakan pengalaman pertama salat Jumat di Tiongkok. Salah satu dari mereka mengenakan baju batik dan kain sarung. "Biar mereka tahu inilah budaya Indonesia," katanya.

Ada lebih 10 orang Indonesia ikut salat Jumat di masjid kota Qingdao, di Provinsi Shandong ini. Mereka rombongan dari PT KAI yang training di kota itu.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News