Abu Vulkanik Menutupi Bandara Ngurah Rai

Abu Vulkanik Menutupi Bandara Ngurah Rai
Gunung Agung. ILUSTRASI. Foto: BNPB

"Status masih tetap Siaga (Level 3). Belum ada kenaikan status. Belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasinya efusifnya," katanya.

Saat ini masih terdeteksi microtremor pada alat seismograf PVMBG yang mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan. Secara seismik teramati peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan embusan mengeluarkan emisi gas dan abu vulkanik.

Hujan abu terjadi di beberapa daerah di barat dan barat daya Gunung Agung. Wilayah yang terpapar abu sementara terjadi diwilayah Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br. Beluhu, Desa Suter karena dominan angin dan abu mengarah ke Barat.

Secara deformasi, kata Sutopo, teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. "Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan," jelasnya.

Radius berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah. Masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi yaitu di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.

"Masyarakat diimbau tetap tenang. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya," ungkap Sutopo.(boy/jpnn)


Gunung Agung, Bali kembali mengeluarkan asap dan abu sejak Kamis (26/6) pukul 10.30 Wita sampai Jumat (29/6) dini hari. Akibatnya Bandara Ngurah Rai Ditutup.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News