Ada Monopoli Konsultan demi Bantuan DAK

Ada Monopoli Konsultan demi Bantuan DAK
Ada Monopoli Konsultan demi Bantuan DAK
SUMENEP-Monopoli konsultan pada program bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sulit dibantah. Pasalnya, salah satu konsultan, Ahmad Khuzairi, mengakui bahwa dirinya menangani banyak sekolah dasar (SD) yang mendapatkan bantuan DAK.

Informasi yang dihimpun Radar Madura, Ahmad Khuzairi mendominasi konsultan dalam membuat perencanaan dan pengawasan terhadap sekolah penerima DAK. Dalam pengakuannya, ada 99 SD dari 102 penerima DAK yang meminta jasanya untuk menjadi konsultan. Tiga sekolah yang absen, yakni SDN Semaan, SDN Mantajun, dan SDN Banasare II, semuanya di Kecamatan Rubaru.

Kenyataan ini berbanding terbalik dari anggapan pihak disdik (dinas pendidikan) yang menyatakan bahwa konsultan terdiri dari 12 orang (12/12). Dilihat secara kasat mata, data yang tidak menggunakan bantuan konsultan Ahmad Khuzairi hanya tiga SD. Berarti kalau masing-masing dari tiga SD tersebut menggunakan satu konsultan, otomatis konsultan yang diperlukan hanya empat orang dengan Ahmad Khuzairi.

Memang, dalam pekerjaannya konsultan Ahmad Khuzairi tidak hanya bekerja seorang diri. Melainkan dibantu 11 orang lainnya. Namun semuanya tetap berada di bawah kendali Ahmad Khuzairi. Dan mereka diperkirakan hanya buruh, bukan dalam posisi konsultan yang sebenarnya.

SUMENEP-Monopoli konsultan pada program bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sulit dibantah. Pasalnya, salah satu konsultan, Ahmad Khuzairi, mengakui

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News