Ada Oknum Tentara di Kapal Karam

38 Mayat Ditemukan, Seluruh Imigran Dipindahkan

Ada Oknum Tentara di Kapal Karam
Ada Oknum Tentara di Kapal Karam
Istrinya itu kemudian bertemu Budi, juga seorang PNS di Koramil Kedungmangu. Budi inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Peltu S, Praka K, dan Praka Ka. Masih simpang siur mengenai berapa mereka mendapat upah. Namun, perkiraan, masing-masing mendapat antara Rp 15 juta - Rp 20 juta.

Ini adalah uang kecil bagi sindikat itu. Hitung-hitungannya sederhana. Ke 34 imigran mengaku membayar antara USD 4.500 - USD 6.500. Bila dikurskan dan di rata-rata, masing-masing membayar Rp 50 juta per orang, dan bila benar pengakuan imigran yang mengaku saat itu berangkat dengan lebih dari 200 orang, maka uang yang terkupul adalah Rp 10 miliar. Dan itu hanya untuk sekali pemberangkatan saja.

Padahal untuk menyewa kapal, membayar nakhoda, dan mengatur pemberangkatan, paling banter hanya habis Rp 2 miliar bersih. "Jadi, ini bisnis yang sangat menguntungkan," tuturnya. Lalu dari mana Serka Mk mendapatkan ordernya" Ini yang masih ditelusuri. Tapi, sumber tersebut menyatakan bahwa kemungkinan ada oknum TNI lain yang terlibat.

Selain itu, hasil pemeriksaan kemarin menunjukkan bahwa yang menjadi korlap adalah Praka Ka. "Dialah yang mengatur segala sesuatunya. Mulai dari titik kedatangan, hingga sampai naik perahu, dialah yang mengatur seefektif mungkin. Jadi begitu tiba, sudah langsung ada tim nelayan yang membantu mengangkut barang-barang, dan kapal sudah siap," tuturnya. Semua proses pemindahan empat bus imigran tersebut selesai tak lebih dari satu jam.

BLITAR-Kasus mafia lokal sindikat people smuggling kembali melibatkan oknum tentara. Setelah Peltu S, Praka K, dan Praka Ka (tiga oknum Koramil Besuki,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News