Ada Rencana Tim TNI AL di Danau Toba Hingga Tiga Bulan

Ada Rencana Tim TNI AL di Danau Toba Hingga Tiga Bulan
Danau Toba dipandang dari Desa Hutalontung, Kecamatan Muara. Foto: Alfredo Sihombing/Metro Siantar/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro menyampaikan bahwa insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba juga menjadi pelajaran bagi instansinya.

Ke depan, dia berencana memetakan Danau Toba seperti yang sudah mereka lakukan di wilayah laut Indonesia. ”Kami akan petakan kontur, kedalamannya (Danau Toba),” ungkap dia, Minggu (24/6).

Selama ini, Pushidrosal memang lebih fokus memetakan laut. Padahal, sambung Harjo, sedikitnya 12 kali kecelakaan di Danau Toba sudah terjadi. Dalam insiden helikoter hilang di Danau Toba dua tahun lalu, Tim SAR juga sempat kesulitan menemukan bangkai helikopter tersebut.

Apabila pemetaan sudah dilakukan oleh Pushidrosal, gambaran detail di dalam permukaan danau tersebut bisa membantu.

Karena itu, apabila operasi pencarian bangkai dan korban hilang KM Sinar Bangun sudah dinyatakan selesai, Pushidrosal belum tentu langsung menarik personel dan peralatan mereka. ”Kami akan mencoba untuk memetakan Danau Toba,” kata Harjo.

Ada Rencana Tim TNI AL di Danau Toba Hingga Tiga Bulan

”Sehingga kami akan tahu posisi riil (Danau Toba),” tambah dia. Sebab, kata dia, sejauh ini Danau Toba belum terpetakan secara hidrografi.

Untuk memetakan salah satu danau terluas di Asia Tenggara itu, Harjo memperkirakan timnya butuh waktu dua sampai tiga bulan. Namun, semua tergantung dengan alat dan situasi serta kondisi di lapangan.

Tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba menjadi pelajaran penting bagi Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News