Agar Seniman Bali tak Semakin Tenggelam

Agar Seniman Bali tak Semakin Tenggelam
Seniman I Ketut Budiana (kedua dari kanan). Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dua maestro lukisan Bali, Ida Bagus Putu Sena dan I Ketut Budiana bakal dipertemukan dalam "Dwitunggal Painting Exhibition". Rencananya, pameran tersebut bakal dibuka terpisah di hari yang sama.

Pameran solo I Ketut Budiana akan diresmikan Gubernur Bali terpilih I Wayan Koster. Sedangkan pameran Ida Bagus Putu Sena dibuka Wakil Gubernur Bali terpilih Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.

Bertemunya dua seniman Bali kelas dunia dalam "Dwitunggal Painting Exhibition" yang rencananya dibuka untuk umum hingga 1 Oktober mendatang itu berkat kepiawaian kolektor seni Daniel Jusuf. Dia merasa prihatian dengan makin tenggelamnya popularitas seniman Bali.

Padahal karya lukis seniman Bali seperti Budiana dan Sena punya ciri khas. Di mana keduanya mengandalkan kekuatan spiritual dan budaya Bali yang sangat kental. Ditambah teknik lukis yang masih tradisional.

"Saya tertarik dengan kedua pelukis ini yang masih memertahankan teknik lukis tradisional di tengah era industri 4.0. Indonesia butuh seniman seperti Budiana dan Sena yang tetap menjaga marwah kekhasan Bali," ungkap Daniel di Jakarta, Senin (27/8).

Pameran dwitunggal ini membuat Budiana, pelukis asal Padang Tegal, Ubud, Gianyar semakin termotivasi mengenalkan seni lukis tradisional Bali. Sebagai orang Bali, ia dinilai tidak hanya mampu menggali, memahami, dan mengeksplorasi ikon-ikon spiritual dan mistikal Bali, tetapi juga dipandang berhasil melampauinya, sehingga tidak tergelincir menjadi klenik semata.

Sebelum memutuskan untuk menekuni teknil lukis tradisional Bali, Budiana mengaku pernah mencoba berbagai gaya. Namun dalam pencariannya memahami taksu Bali, akhirnya ia sadar. Sebagai orang Bali, tanah kelahiranlah yang menjadi sumber segala inspirasi.

"Setelah ditelusuri yang tidak boleh hilang adalah jiwanya, rohnya Bali. Saya memutuskan kembali pada diri. Kalau saya mengikuti yang luar, orang luar tentu jauh lebih pintar, lebih maju. Kenapa kita tidak mengembangkan yang kita punya," tuturnya.

Tidak ingin nama seniman Bali semakin tenggelam, kolektor seni Daniel Jusuf menggelar Dwitunggal Painting Exhibition.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News