Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terus Menunjukkan Tren Positif

Faisal juga mengungkapkan perekonomian Indonesia tumbuh lebih kuat daripada yang diperkirakan pada Semester I 2022. Hal itu dipengaruhi aktivitas produksi dan konsumsi yang kuat.
“Ini berarti permintaan impor bahan baku dan barang modal akan lebih kuat mengikuti," tambahnya.
Faisal mencatat neraca transaksi berjalan 2022 berpotensi mencatat surplus 0,00 - 0,45% dari PDB (vs 0,28% dari PDB pada 2021) yang mampu menjaga cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar rupiah.
"Selain itu, upaya pemerintah dan Bank Indonesia untuk menerapkan kembali sanksi bagi eksportir yang tidak menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri dapat semakin mendukung stabilitas tersebut," pungkas Faisal.
Jaga Inflasi
Sementara itu, Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya mengatakan Indonesia tidak akan masuk resesi. Namun, akan sulit untuk mempertahankan target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
“Tren positif tetapi agak sulit dipertahankan, tetapi bukan resesi ya. Saya tidak bilang resesi, untuk di atas 5 persen lagi akan sulit. Belum kita bicara kemiskinan karena kalau bicara inflasi, biasanya meningkatkan kemiskinan,” kata Berly, Senin (19/9).
Konflik geo-politik antara Ukraina-Rusia diperkirakan akan terus memanas sehingga memberi ketidakpastian akan harga energi.
Airlangga Hartarto mengungkapkan tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlanjut di tengah upaya menjaga momentum pemulihan ekonomi.
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Tunjuk Airlangga Jadi Negosiator Tarif AS, Prabowo Dapat Pujian
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Resah Lihat Kondisi Ekonomi, Mahasiswa UKI Bagikan Beras untuk Membantu Warga