Akademisi: Masyarakat Menunggu Niat Baik KPK Bentuk Komite Etik
jpnn.com - JAKARTA - Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera membentuk komite etik terus bergulir. Ya, pembentukan komite etik itu dianggap perlu terkait dengan aduan politisi PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengungkap manuver politik Ketua KPK Abraham Samad untuk menjadi cawapres pendamping Joko Widodo.
Dosen Hukum Pidana Unisba Dian Andria Sari menuturkan, komite etik itu begitu penting dan mendesak. Menurut Dian, pembentukan komite etik oleh komisi antirasuah itu sangat ditunggu-tunggu masyarakat. “Kini masyarakat menunggu niat baik KPK untuk membentuknya (komite etik),” ujar Dian Senin (16/2).
Dengan kewenangannya yang sangat tinggi, Dian khawatir KPK lepas kontrol dan selalu menganggap apa yang dilakukannya benar.
“Nah dengan adanya pro dan kontra di masyarakat ini menunjukkan KPK juga harus diawasi,” paparnya.
Kata dia, yang harus dipikirkan oleh KPK saat ini adalah menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga antirasuah.
“KPK menjadi satu-satunya lembaga yang menjadi tumpuan harapan dalam pemberantasan korupsi, jangan sampai tercoreng oleh kasus-kasus yang menimpa pimpinannya,” tegasnya.
Para pimpinan KPK, menurut Dian, bukanlah manusia setengah dewa, mereka bisa saja bersalah. Untuk itu menurutnya pimpinan KPK harus diawasi secara terus menerus. (mas/jpnn)
JAKARTA - Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera membentuk komite etik terus bergulir. Ya, pembentukan komite etik itu dianggap perlu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Peradi Berkomitmen Menerapkan Zero KKN Untuk Calon Advokat
- Brigjen Mukti Sampai Terbang ke Bali Gerebek Pabrik Narkoba yang Dikelola 3 WNA
- Imigrasi Amankan 2 WNA Prancis Menyambi Jadi Instruktur Yoga Ilegal di Bali
- Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1 Kilometer
- AKSARA Research: Pengangguran Jadi Masalah Serius di Kota Pekanbaru
- Padamkan Kebakaran Kapal di Penjaringan, Gulkarmat Turunkan 12 Branwir & 60 Personel