Akademisi Turki Tak Boleh ke Luar Negeri
Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya kembali ke Ankara untuk kali pertama setelah upaya kudeta Jumat (15/7). Dia memimpin rapat kabinet beserta Badan Keamanan Nasional.
Dengan kata lain, seluruh petinggi jajaran pemerintahan dan angkatan bersenjata hadir. Mereka akan membahas kebijakan yang bakal diambil pascakudeta.
Pemerintah Turki juga memblokir akses ke WikiLeaks. Itu dilakukan setelah website tersebut mengunggah sekitar 300 ribu e-mail yang dikirimkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mulai 2000 sampai 6 Juli 2016. Partai AKP dipimpin Erdogan.
''Dokumen ini diperoleh sebelum kudeta dan tanggal publikasi dimajukan sebagai respons dari pembersihan yang dilakukan pemerintah pascakudeta,'' tulis WikiLeaks. Pemblokiran dilakukan beberapa jam sebelum pertemuan yang dipimpin Erdogan di atas. Belum diketahui isi e-mail-e-mail tersebut. (AFP/Reuters/BBC/sha/c15/any)
ISTANBUL - Dunia pendidikan Turki seolah berantakan pascakudeta. Setelah memecat 1.577 dekan, giliran 21 ribu guru yang dicabut izin mengajarnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa