Akil Peluk Rice Cooker Berisi Air Mendidih, Jatuh...

Akil Peluk Rice Cooker Berisi Air Mendidih, Jatuh...
Ilustrasi Foto: pixabay

“Saya tidak punya biaya sama sekali. Jangankan untuk biaya rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja kami sangat susah," kata Lina sambil sembari memegang anak bungsunya itu.

Matanya tampak sembab dan air matanya pun mengalir. Sambil menggendong Akil, Lina masih berharap ada bantuan yang bisa meringankan beban yang mereka alami.

“BPJS sedang diurus namun tidak bisa langsung aktif, namun status disini masih umum tentu akan mengeluarkan biaya banyak. Kami tidak tahu harus mengadu kemana,” harapnya.

Sementara, Tini tetangga Lina yang juga rekan sekerja yang turut menemani saat berada di rumah sakit mengatakan.

Lina sudah empat tahun ini tinggal di kampungnya, dan menjanda setelah ditinggal suami.

”Anak Lina ada empat orang, yang dua ikut ayahnya, nah yang dua lagi bersama Lina ini. Saya kasihan karena pekerjaan sebagai buruh tidak bisa untuk membiayai seluruh pengobatan dir umah sakit ini,” tutur Tini.

Tini pun tidak bisa terlalu lama menemani Lina, pasalnya dia pun harus segera kembali untuk bekerja di pabrik.

“Saya kasihan, kalau saya tinggal Lina pasti sendirian, siapa yang bisa membantu dia mengambil obat kesana kemari,” katanya lagi.

Mutawakkil, bocah berusia 9 tahun, tersiram air panas di rumahnya di Jalan Samarinda RT 017, Sungai Meriam, Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News