'Aku Menyesal Membunuh Adikku'

'Aku Menyesal Membunuh Adikku'
'Aku Menyesal Membunuh Adikku'

jpnn.com - MEDAN - Masih ingat pembunuhan Abdulrahim (49) warga Jl Nusantara, Gang Pinang, depan Gang Madinah, Medan?

Pelakunya abang kandung korban, yang menilai adiknya itu terlalu banyak nyabu hingga meresahkan keluarga. Kejadian pada akhir November 2014 lalu dan pelaku akhirnya ditangkap setelah terendus pulang ke rumahnya pada Minggu (4/1) malam.

Saat diwawancarai wartawan usai diinterogasi juru periksa di Polsek Percut Sei Tuan, Senin (5/1) sore, Awaluddin (58) mengaku menyesal atas peristiwa berdarah itu.

“Aku menyesal membunuh adikku,” kata pria tua berkumis putih tebal berbadan gelap itu.

Katanya, sejak kecil dirinya sangat menyayangi Abdurahim. Namun tragedi berdarah pada 23 November 2014 itu terjadi karena sang adik nyaris mencelakai Ibunya dan beberapa keluarga lainnya di rumah mereka di Jalan Letda Sudjono, Pasar 7 Tembung.

"Dulu waktu kami masih kecil, aku yang sering gendong-gendong adikku itu. Kadang-kadang aku juga yang ganti celananya dan buatkan makan dia juga. Aku gak sengaja buat mati adikku. Karena reflek, terpukulku dia. Rupanya kuat kali pukulan kayu itu sampai dia mati. Padahal cuma tiga kali aja,"sesal Awaludin menangis.

Kata anak pertama dari lima bersaudara itu, adiknya itu pemakai sabu sejak 10 tahun lalu dan suka menghabiskan uang orang tua mereka yang tinggal ibu seorang saja. Meski begitu, Awaludin mengaku tetap sayang dan kerap menasehati sang adik.

Namun kali ini sudah kebangetan. Abdurahim membawa pisau mengancam ibu mereka lantaran tidak memberikan uang buat beli sabu. Kondisi itu lah yang membuat Awaludin bertindak spontan dengan mengambil alu dan memukulkannya ke kepala Abdurahim.

MEDAN - Masih ingat pembunuhan Abdulrahim (49) warga Jl Nusantara, Gang Pinang, depan Gang Madinah, Medan? Pelakunya abang kandung korban, yang menilai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News