Al-Fatih

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Al-Fatih
Ekspresi bek Turki Mert Muldur usai laga timnya melawan Swiss. Foto: Twitter@EURO2020

Pengepungan Konstantinopel berlangsung selama berminggu-minggu. Pasukan muslim masih belum mampu menerobos atau meruntuhkan benteng Konstantinopel.

Baca Juga:

Momen puncak dari penaklukan Konstantinopel terjadi ketika Al-Fatih memutuskan untuk memindahkan kapal perang Usmani dengan jalur darat untuk menghindari ranjau laut dalam bentuk rantai-rantai bawah laut yang dipasang oleh pasukan Bizantium Romawi.

Hanya dalam semalam, sekitar 70 kapal bisa memasuki wilayah selat Golden Horn, Tanduk Emas, dan melakukan serangan secara total ke jantung pertahanan Konstantinopel.

Pada 29 Mei 1453, Al-Fatih bersama pasukan Usmani dapat menaklukan Konstantinopel secara keseluruhan.

Sejarah dunia pun berubah dengan penundukan Konstantinopel oleh Al-Fatih.

Kekuatan barat telah beralih ke timur. Perdagangan internasional dunia yang berpusat di Konstantinopel dapat dikuasai oleh Usmani.

Runtuhnya Romawi kemudian memunculkan kekuatan-kekuatan kecil di Eropa yang diam-diam menyusun kekuatan kembali.

Kekuatan gereja semakin meredup dengan munculnya pencerahan Rennaissance yang melahirkan revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gunes sudah kehilangan tuahnya, dan sisa-sisa kebesaran Turki seolah lenyap tersapu panas cuaca Eropa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News