Al-Jazeera: Arafat Diracun dengan Polonium

Pakar Swiss Temukan Radioaktif Tinggi pada Pakaian-Sejumlah Barang

Al-Jazeera: Arafat Diracun dengan Polonium
Al-Jazeera: Arafat Diracun dengan Polonium
RAMALLAH - Penyelidikan independen terkait kasus kematian mantan pemimpin dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat menemukan fakta terbaru. Rabu (4/7) lalu Institut de Radiophysique, University of Lausanne, Swiss, mengumumkan soal penemuan bahan radioaktif polonium-210 pada pakaian pribadi tokoh peraih Nobel Perdamaian pada 1994 tersebut. Karena itu, dalam waktu dekat, pihak yang berwenang bakal menggali dan membongkar makam Arafat.

"Kami memiliki bukti bahwa terdapat terlalu banyak kandungan polonium (pada pakaian Arafat). Tapi, itu tidak berarti bahwa kami langsung menyimpulkan Arafat diracun dengan bahan radioaktif tersebut. Satu-satunya cara untuk menjawab anomali ini adalah melakukan uji pada mayat (Arafat)," ungkap Fran ßois Bochud, direktur Institut de Radiophysique di Kota Lausanne, Swiss, dalam wawancara dengan CNN.

Sebelumnya, stasiun televisi Al-Jazeera mengutip hasil riset laboratorium yang dirilis pada Selasa lalu (3/7). Dalam laporan itu, lapor Al-Jazeera, terungkap bahwa Arafat yang meninggal pada 2004 telah diracun dengan menggunakan polonium.

Al-Jazeera menyatakan bahwa para pakar dan sejumlah laboratorium di Eropa telah menganalisis pakaian maupun sejumlah barang milik Arafat. Benda-benda itu diserahkan kepada Suha Arafat (istri Arafat) oleh Rumah Sakit Militer Percy, Paris, Prancis, tempat tokoh kelahiran 24 Agustus 1929 tersebut dirawat sebelum meninggal.

RAMALLAH - Penyelidikan independen terkait kasus kematian mantan pemimpin dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat menemukan fakta terbaru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News