Al-Jazeera: Arafat Diracun dengan Polonium
Pakar Swiss Temukan Radioaktif Tinggi pada Pakaian-Sejumlah Barang
Jumat, 06 Juli 2012 – 03:49 WIB
Otoritas Palestina menyatakan tidak keberatan dengan rencana Bochud dan beberapa pakar lain untuk melakukan pemeriksaan post mortem pada jasad Arafat. Mereka juga mengizinkan pihak berwenang untuk membongkar makam tokoh yang wafat pada usia 75 tahun itu.
"Pada dasarnya, kami tidak keberatan asal keluarga (Arafat) mengizinkan," ujar Nabil Abu Rudeineh, jubir Otoritas Palestina.
Kepada Kantor Berita Palestina WAFA, Rudeineh juga menyatakan bahwa tidak akan ada alasan religius ataupun politik yang bisa mencegah penggalian makam Arafat. Apalagi, secara ilmiah, hasil otopsi akan tetap relevan meski presiden pertama Palestina itu telah dimakamkan sejak 2004.
Seorang pakar medis yang terlibat dalam penyelidikan independen itu menyebut, tanda-tanda bahwa Arafat tewas akibat diracun dengan polonium sangat kecil.
RAMALLAH - Penyelidikan independen terkait kasus kematian mantan pemimpin dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat menemukan fakta terbaru.
BERITA TERKAIT
- Israel Serbu Rafah, Brigade Al-Qassam Menyambut dengan Peluru Yassin 105
- Gedung Putih Akui Israel Masih Menerima Pasokan Senjata Amerika
- Spanyol dan Negara-Negara Eropa Ini Pertimbangkan Mengakui Negara Palestina
- Korsel Bentuk Kementerian Khusus untuk Atasi Angka Kelahiran Rendah
- Angkatan Laut Malaysia Selidiki Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan 10 Personel
- Israel Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza