Alangkah Indahnya Jika Bersatu Majukan Sepakbola
Senin, 19 Maret 2012 – 07:00 WIB
Untuk sepak bola yang lebih baik dimata pemain dan pelatih tentu tidak ada pilihan lain kecuali duduk bersama. Semua harus legowo mengakui kesalahannya. Selain itu, semua juga harus bisa menerima masukan yang lainnya kalau hal tersebut memang baik.
Baca Juga:
Bagi para pemain dan pelatih, konflik justru akan membuat arah pembinaan sepak bola semakin tidak jelas. Dengan konflik, kompetisi bakal semakin tidak teratur. Lalu, pembentukan tim nasional (Timnas) tidak maksimal. "Terus terang akan jauh lebih baik kalau semua mau duduk bersama. Mau menyingkirkan ego masing-masing," ucap Widodo.
Mantan striker Petrokimia Putra Gresik dan Warna Agung itu memang merasakan betul tidak nikmatnya kekisruhan sepak bola Indonesia saat ini. Sebagai pelatih Timnas U-21, Widodo tidak bisa leluasa membentuk tim. Sebab, pilihannya terbatas. Tidak semua pemain muda yang bertalenta bisa direkrutnya. PSSI memberi syarat hanya boleh dari liga tertentu.
Hasilnya, tim yang ditangani Widodo pun tidak bisa bermain lebih optimal. Seperti saat turun di turnamen Sultan Hassanah Bolkiah, Brunei Darussalam, beberapa waktu lalu. Pasukan Garuda Muda kesulitan menjadi juara. Di final, Indonesia harus menyerah dari Brunei yang notabene selama ini selalu berada di bawah Merah Putih.
KISRUH di sepak bola Indonesia bertambah panjang dan semakin ruwet. Para pemain dan pelatih pun risau sekaligus prihatin. Tak lelah-lelahnya mereka
BERITA TERKAIT
- Bermodalkan Kemenangan di Palembang, Gresik Petrokimia Percaya Diri Lawan BIN
- Ada 3 Kandidat, Bos Ducati Bingung Memilih Rekan Setim Pecco Untuk MotoGP 2025
- PSBS Biak Tunjuk Mantan Pemain Real Madrid sebagai Pelatih
- AVC Challenge 2024: Srikandi Merah Putih Andalkan Wajah Lama, Begini Harapan Legenda Voli Indonesia
- Semifinal Liga 1: Bali United Dirugikan Saat Menjamu Persib
- Ada Megawati dan Wilda, Ini Daftar 14 Pevoli Putri Indonesia untuk AVC Challenge 2024