Aliansi PRT dan Buruh Perempuan Gelar Aksi Mayday dari Bundaran HI ke Patung Kuda, Nih Tuntutannya

Fanda Puspitasari yang juga DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini mengatakan Mayday ini merupakan salah satu hari besar bagi para pekerja rumah tangga untuk menyuarakan aspirasinya.
Dalam aksi ini, kata Fanda Puspitasari, Aliansi menyampaikan sejumlah tuntutan, antara lain mendorong pemerintah dan DPR segera membahas dan mengesahkan RUU tentang PRT.
Selain itu, Aliansi menolak peraturan yang merugikan buruh perempuan.
“Kami menuntut untuk menghentikan sistem No Work No Pay, Cabut UU tentang Perppu Cipta Kerja dan Permenaker No. 5/2023 yang merugikan buruh perempuan,” kata Fanda Puspitasari.
Menurut Fanda, Aliansi juga memperjuangkan upah perempuan yang tidak diskriminatif agar perempuan tidak terpuruk dalam kemiskinan.
Dia mengatakan kebijakan pengurangan upah ini akan membuat hidup buruh perempuan makin terpuruk dalam kemiskinan.
“Aksi ini jadi momentum dan solidaritas buruh internasional, salah satunya PRT,” kata Fanda.
Untuk diketahui, Aliansi PRT dan Buruh Perempuan terdiri dari JALA PRT, Perempuan Mahardhika, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Institut Sarinah, Rumpun Gema Perempuan, Yayasan Peduli Sindroma Down Indonesia (Yapesdi), SPRT Tangsel, Konde.co, dan sejumlah ormas lainnya.
Para Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan buruh perempuan melakukan aksi Maydya pada 1 Mei 2023 dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan long march menuju Patung Kuda.
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak
- Momentum Hari Buruh, MS Glow Beri Program Khusus untuk Pekerja
- Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka
- Polisi Ungkap 6 Tersangka di Balik Kerusuhan May Day Semarang
- Kecam Aksi Pedemo Sandera Polisi Saat May Day, IPW: Seharusnya Diusir bukan Disandera
- MBG Rizhao