Alquran Salah Cetak Beredar di Tarakan

Alquran Salah Cetak Beredar di Tarakan
ilustrasi
"Setelah kami periksa hari ini (kemarin, Red.) tidak ada Alquran serupa yang salah cetak ini. Begitu pula dengan Alquran terbitan lainnya, tidak ada yang salah cetak," kata Zainuddin Dalila.

Dikatakan Zainuddin, dari hasil penemuan dua penerbit Alquran tersebut, dirinya menyimpulkan masih ada beberapa penerbit Alquran lainnya yang juga salah terbit. "Saya curiga memang banyak yang salah. Sehingga memang kita harus meminta pengawasan tentang penulisan kitab ini yang harus betul-betul diawasi," katanya.

Terutama pengawasan dari pemerintah pusat terhadap penerbit-penerbit Alquran tersebut. "Sebelum diedarkan harus diperiksa betul, tidak boleh kalau cuma minta maaf ada kesalahan. Ini tidak boleh karena masalah Alquran, tidak boleh urusan maaf-maaf. Kalau belum betul jangan disebarkan. Jangan sudah disebarkan baru minta maaf, itu tidak boleh," tegasnya. 

Dikatakan Zainuddin pula, Alquran di seluruh dunia tidak boleh ada yang berbeda. Karena itu, jika masyarakat menemukan perbedaan antara satu Alquran dengan Alquran yang lain, bahkan terdapat perbedaan pada terjemahan ke bahasa Indonesia, harus dilaporkan kepada kementerian agama atau kepada MUI atau dikembalikan ke tempat pembelian Alquran tersebut.

TARAKAN– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan menemukan kitab Alquran salah cetak yang beredar di wilayah itu. Penemuan ini bermula dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News