Ancaman Terorisme di Australia Diturunkan Untuk Pertama Kalinya Setelah Hampir Satu Dekade
Tingkat ancaman terorisme nasional Australia diturunkan dari 'probable' atau sangat mungkin menjadi 'possible' atau mungkin. Tapi pihak berwenang memperingatkan serangan mematikan masih dapat terjadi dalam 12 bulan ke depan.
Ancaman terorisme di tingkat "sangat mungkin" sudah diterapkan sejak 2014, ketika muncul kelompok yang menamakan diri 'Islamic State' (IS) atau Negara Islam di Timur Tengah.
Direktur Jenderal Organisasi Keamanan dan Intelijen Australia (ASIO), Mike Burgess, mengumumkan penurunan ancaman teror tersebut, Senin sore (28/11).
Tapi, ia mengakui pihaknya terus fokus pada meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh campur tangan asing dan kegiatan spionase.
"Setelah pertimbangan dan konsultasi yang teliti, ASIO menurunkan tingkat ancaman terorisme nasional Australia menjadi 'mungkin'," kata Mike kepada wartawan di Canberra.
"Keputusan seperti ini tidak bisa dianggap enteng atau dibuat begitu saja. Prosesnya melibatkan banyak orang dan waktu yang cukup lama," tuturnya.
"Meski Australia tetap menjadi target potensial teroris, ada lebih sedikit [kelompok] ekstremis yang berniat melakukan serangan darat dibandingkan tahun 2014," tambahnya.
ASIO juga mengatakan sebelum menurunkan tingkat ancaman teror, mereka sudah mempertimbangkan pemulangan istri dan anak-anakwarga negara Australia dari Suriah yang terkait dengan kelompok IS.
Level ancaman terorisme di Australia diturunkan dari 'sangat mungkin' terjadi menjadi 'mungkin' terjadi
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya