Aneh, Birokrat Ikut Permainan Importir Daging Sapi

Aneh, Birokrat Ikut Permainan Importir Daging Sapi
Pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy menilai harga daging sapi Rp 80 ribu per kilogram landasannya adalah impor daging, bukan kepada produksi daging dalam negeri. Kalau landasannya adalah produksi daging dalam negeri, ujarnya, itu juga tidak realistis. Sebab bahan pakan ternak seluruhnya impor dan itu harus dibayar dengan dolar. Sementara produksi daging sapi, sekitar 70 persen biayanya adalah soal pakan.

“Patokan harga daging sapi itu dasarnya impor. Jadi itu bukan putusan struktural yang berbasiskan produk daging sapi dalam negeri, tapi mengulangi kesalahan terus-menerus,” kata Noorsy, dalam Dialektika Demokrasi “Monopoli dan Stabilitas Harga Jelang Ramadan” di Pressrom DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6).

Mengulangi kesalahan yang terus-menerus ini bisa terjadi lanjut Noorsy, bukan salah politik ekonominya.

“Ini terjadi karena birokratnya main bersama importir. Jadi ini kegagalan birokrat di pemerintahan yang ikut maunya importir. Makanya jangan bicara kedaulatan pangan, ini akal-akalan birokrat dengan pengusaha," tegasnya.

Lebih lanjut, Noorsy menyinggung soal pemenuhan kebutuhan daging sapi dan janji yang diberikan oleh Joko Widodo ketika kampanye Pilkada DKI Jakarta.

“Ingat nggak, janji Jokowi saat kampanye Pilkada DKI? Dia janji pasok sapi dari Lampung, sayur dari Jawa Barat. Tapi setelah jadi gubernur, kan tidak ada janji-janji itu diwujudkan," ungkapnya.

Dia menegaskan, sepanjang birokrat dan importir daging sapi bersatu, masyarakat petani sapi tidak akan pernah berjaya karena pemerintah dibuat tidak pernah berpihak kepada petani.

"Birokrat berpikirnya sebagai pemburu rente. Akibatnya rakyat dimiskin secara struktural," pungkasnya.(fas/jpnn)


JAKARTA – Pengamat politik ekonomi, Ichsanuddin Noorsy menilai harga daging sapi Rp 80 ribu per kilogram landasannya adalah impor daging, bukan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News