Angka Dukungan Pemilih Muda buat Trump Terburuk dalam Sejarah AS

Angka Dukungan Pemilih Muda buat Trump Terburuk dalam Sejarah AS
Donald Trump. Foto: AFP

Kemarin (15/8) Politico menuliskan bahwa merosotnya dukungan terhadap Trump itu akan berujung pada kekalahannya di panggung pilpres. Sebab, sejarah telah membuktikan fenomena yang sama sebanyak 16 kali berturut-turut. ”Tidak pernah ada capres dalam posisi yang sama seperti Trump saat ini yang tiba-tiba menang di hari H,” terang Steven Shepard, analis senior jajak pendapat Politico. 

Pendapat yang sama dipaparkan pengamat politik sekaligus dosen senior AS, Christopher Wlezian. "Bicara tentang pencapresan pascakonvensi, kandidat yang unggul dalam jajak pendapat tidak pernah kalah dalam pilpres,” jelas dosen di University of Texas itu. 

Meski demikian, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Para pengamat politik AS juga tidak mau menghakimi Trump sebelum 8 November. Waktu yang terus bergulir membuat para petinggi Republik mulai cemas.

Mereka jelas tidak ingin partai berlambang gajah tersebut kembali kalah dalam pilpres. Sebab, mereka sudah dua kali berturut-turut kalah. Itulah yang membuat tokoh-tokoh senior Republik bermanuver. Termasuk mendesak Reince Priebus yang adalah chairman Komite Nasional Partai Republik untuk segera bertindak. 

Tapi, menurut Wlezian, segala bentuk manuver dan strategi politik Republik tidak akan bisa membendung kemenangan Clinton. Lebih-lebih, masa kampanye hampir berakhir. 

Dan, hanya tersisa satu kali jajak pendapat lagi sebelum masyarakat AS menentukan pemimpin mereka. ”Dengan selisih dukungan seperti saat ini pun, Hillary Clinton sudah punya peluang 90 persen untuk memenangkan pilpres,” tegasnya. (usatoday/politico/newyorktimes/hep/c6/any)


WASHINGTON - Minggu (14/8) kemarin, banyak media di Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta bahwa generasi yang lahir setelah 1980 dan sebelum 2000,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News