Antara People Power dan Oke Ganti Baru

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Antara People Power dan Oke Ganti Baru
Aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Jakarta, pada 24 September 2019 yang berakhir rusuh. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Peringatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi): ingin mengakhiri kekuasaannya tahun depan dengan baik atau tidak.

Jika Jokowi ingin mengakhiri kekuasaan dengan baik, jawablah suara-suara rakyat, perluaslah ruang demokrasi, perkuatlah gerakan antikorupsi, dan taatlah pada konstitusi.

Ketiadaan iktikad baik untuk hal-hal tersebut menciptakan akhir kekuasaan Presiden Jokowi yang tidak baik. Tahun ke depan adalah tahun terakhir masa jabatan Jokowi di kursi kepresidenan.

Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah.

Ultimatum itu bukan datang dari politisi atau aktivis oposisi, melainkan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang. Pernyataan itu langsung menjadi trending topic di Twitter sepanjang Kamis (22/6).

Pernyataan ini disampaikan menyusul surat yang dikirim kepada Presiden Jokowi. BEM UI dalam suratnya menyoroti berbagai hal yang dianggap menjadi indikasi kemerosotan demokrasi.

Baca Juga:

Salah satunya adalah pengesahan UU Omnibus Law dan lemahnya fungsi kontrol oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). BEM UI juga menyoroti lemahnya komitmen terhadap pemberantasan korupsi.

Sehari sebelumnya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan orasi politik pada ceramah kebangsaan bertajuk 'Oke Ganti Baru' di Jakarta Timur. Dia mengatakan kondisi politik Indonesia saat ini makin tidak terkontrol.?

Dalam politik berlaku 'hukum besi' tentang sekali terjadi peralihan kekuasaan dengan kekerasan, akan terulang lagi. Hukum besi berpotensi terjadi di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News