Antara Quick Count dan Konflik Kepentingan

Antara Quick Count dan Konflik Kepentingan
Hamdi Muluk, saat memberikan keterangan pers terkait polemik quick count. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Kami juga ngaku sih, Persepi karena dulu semangatnya biar banyak orang berkumpul supaya bisa kita tertibkan, kita agak loose (longgar) lah, terima aja semua jadi anggota. Lain kali kita lihat lah satu-satu kalau integritasnya nggak bagus nggak akan masuk. Ke depan kita tata lagi, anggota kita perlu juga capacity building. Kita kumpulin, kasih workshop supaya kemampuannya sama.
Ini kan jomplang kalau Anda lihat. Ada yang memang orang-orangnya itu doktor, lulusan luar negeri, ilmu statistiknya bagus, metodologinya oke. Ada yang, mohon maaf, lulusan mana kita nggak tahu

Sebenarnya apa sih manfaatnya quick count?

Saya sudah pernah tulis itu. Pentingnya quick count itu salah satunya, kalau dilakukan secara ilmiah quick count ini bisa jadi estimasi yang cepat dan akurat terhadap kondisi pencoblosan suara, kita bisa mengawal proses rekapitulasi yang bertingkat-tingkat itu, itu kan rentan penyelewengan.

Itu ucapan Burhan yang disalahtafsirkan artinya apa? Kalau nanti misalnya ini hasilnya jomplang, jauh beda dengan yang prosesnya sudah kita verifikasi ya kita bisa pikir logika terbalik, jangan-jangan hasil KPU berubah. Kan bisa begitu, karena Anda tahu tidak ada negara yang proses rekapitulasinya itu tidak rentan dari manipulasi.

Seperti sekarang, dibuka C1 kan banyak yang rekapnya aneh-aneh gitu, iya kan? Jadi kita bikin logika yang lainnya kita harus mengkritisi dong, itu pentingnya.

Apa alasan Persepi melakukan audit terhadap lembaga-lembaga yang melakukan quick count?

Ya, kita ingin menghilangkan keresahan. Satu-satunya cara menghilangkan keresahan masyarakat adalah dengan melakukan klarifikasi.

Sekarang tugas media untuk memberitakan bahwa hasil audit Persepi adalah yang dinyatakan bersih enam lembaga itu, sementara dua menolak diaudit. Bisa diartikan sendiri kalau menolak itu berarti ada yang disembunyikan.

HASIL hitung cepat (quick count) pemilu presiden (pilpres) 2014 yang berbeda-beda membuat masyarakat bingung. Perhimpunan Survei dan Opini Publik

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News