Anti Pro

Oleh Dahlan Iskan

Anti Pro
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Melissa terbawa suasana kakaknyi itu. Dia pun mulai pakai masker –ketika banyak orang Amerika belum percaya Covid akan sampai di sana.

Ke kantor pun Melissa mulai memakai masker –orang pertama yang bermasker di kotanyi. Apalagi kalau Melissa ke supermarket.

Dia orang pertama yang ke supermarket dengan mengenakan masker. Dia menyadari dirinyi dianggap aneh oleh orang sekitar kantor dan supermarket.

Namun dia tidak peduli. Sang kakak terus mengingatkannyi akan bahaya virus itu.

Ketika muncul berita baru bahwa virus sudah menyebar ke kapal pesiar, Melissa memutuskan untuk tidak masuk kantor. Dia pilih bekerja dari rumah. Biarlah dianggap berlebihan. Tidak peduli.

Ketika lebih banyak di rumah itulah Melissa menemukan satu berita yang menghibur jiwanya. Kok berita itu berbeda dari yang dia terima dari kakaknyi. Itulah berita yang penuh pengharapan. Yang datang dari kelompok Aliran Anon.

"Semua yang Anda dengar tentang Covid-19 itu tidak benar. Itu hanya rekayasa," bunyi berita itu.

Melissa begitu tertarik pada berita yang berlawanan dengan informasi dari sang kakak. Melissa pun terus mengikuti link-link medsos itu.

Kemampuan bersikap realistis dan mudah move-on perlu dimiliki kian banyak orang. Pengaruh medsos membuat jiwa dan hidup Melissa hancur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News