AP-KI Ajak Lembaga PBB-LSM Susun Kerangka Kerja Kemanusiaan

AP-KI Ajak Lembaga PBB-LSM Susun Kerangka Kerja Kemanusiaan
Perwakilan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan LSM melakukan konsolidasi sistem kemanusiaan di Indonesia. Ilustrasi. Foto: Dok. AP-KI

“Agar bantuan kemanusiaan dapat diterima secara maksimal oleh mereka yang membutuhkan dukungan,” kata Ali Yusuf.

Terkait tema tahun ini, Harris Oematan dari Jejaring Mitra Kemanusiaan menjelaskan pada hari ini, 18 tahun yang lalu, 22 orang pekerja dan pimpinan kemanusiaan tewas karena ledakan bom di Irak.

“Hari ini kemudian ditetapkan oleh PBB menjadi Hari Kemanusiaan Sedunia,” katanya.

Menghubungkan dengan konteks pandemi di Indonesia Abdul Rouf, wakil dari POROZ menambahkan penderitaan, kerugian dan kematian pekerja kemanusiaan yang terjadi ketika mereka bekerja dan berjuang untuk membantu sesama manusia itu bukan hanya sekadar angka-angka statistik.

“AP-KI menyesalkan atas situasi tersebut," tegas Abdul Rouf.

Dilandasi semangat menghargai dan melindungi pekerja kemanusiaan; Hamid Abidin dari Filantropi Indonesia menyampaikan pemerintah Indonesia wajib memberikan rekognisi pada pekerja kemanusiaan, dan memastikan perlindungan yang memadai dan layak.

“Termasuk vaksinasi, penyediaan sarana perlindungan diri, serta pengobatan ketika terjangkit Covid-19,” ungkapnya.

Terkait tema peringatan tahun ini, yang bertajuk “Tantangan global untuk aksi iklim dalam semangat kesetiakawanan dengan orang-orang yang paling memerlukan bantuan”, Bambang Suherman dari Forum Zakat menyatakan keprihatinan AP-KI atas krisis perubahan Iklim di Indonesia dan dampak kemanusiaannya.

AP-KI yang merupakan himpunan dari 700 organisasi masyarakat sipil dan LSM Indonesia bersama masyarakat dunia memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News