Apa Rasanya Jika Jalan di Indonesia Tanpa Lampu Merah?

Apa Rasanya Jika Jalan di Indonesia Tanpa Lampu Merah?
Uji coba teknologi cerdas di kendaraan Ford. Foto: Ford/JPNN.com

jpnn.com, MILTON KEYNES - Apa yang Anda pikirkan jika di Indonesia tidak ada lagi lampu merah? Tentu mengasyikkan dan efisien.

Begitulah yang dibayangkan para insinyur dari manufaktur asal Amerika Serikat, Ford. Mereka telah mengembangkan teknologi cerdas pada kendaraannya.

Dengan teknologi komunikasi antar kendaraan dan koneksi antar kendaraan, Ford ingin merealisasikan tidak ada lagi pengemudi merasa jenuh, atau membuang-buang waktu karena berhenti di lampu merah.

“Kita tak bisa menampik bahwa persimpangan dan lampu merah sangat bikin geregetan bagi beberapa pengendara,” ujar Supervisor, Driver Assist Technologies Ford Research and Advanced Engineering Christian Ress.

Terobosan teknologi itu Ford menyebutnya Intersection Priority Management (IPM). Para peneliti ford sudah mulai mengujinya di Milton Keynes, Inggris. Sebagai bagian dari dukungan pemerintah Inggris terhadap program Autodrive.

IPM ini memungkinkan pengemudi terus melaju dan tak akan berhenti di perempatan atau lampu merah (traffic light), dengan meminimalisir risiko kecelakaan.

IPM mengatur kendaraan secara cerdas, berkomunikasi dengan mobil lain Vehicle-to-Vehicle (V2V) untuk berkoordinasi, kapan mereka harus memperlambat kecepatan ketika berpapasan dan kapan menambah kecepatan ketika sudah lengang.

“Adanya teknologi mobil yang saling koneksi yang sudah kita demonstrasikan pekan ini, kita membayangkan dunia di mana tiap kendaraan saling mengerti dengan lingkungan mereka, memungkinkan kerja sama dan kolaborasi yang cerdas di jalan dan persimpangan,” imbuh Ress. (mg8/jpnn)


Apa yang Anda pikirkan jika di Indonesia tidak ada lagi lampu merah? Tentu mengasyikkan dan efisien.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News